Menu

Minggu, 02 September 2012

Stalkers :')

Si A suka sama si B, si B suka sama si C, si C suka sama si D, si D suka sama si B dan blablablabla....... Suka sama orang itu hal lumrah kok. Orang bisa suka sama siapa aja yang berhasil menarik perhatiannya. Begitu juga gue, ehm. Iya gue, gue suka sama seseorang yang udah berhasil 'ngerampok' berjuta-juta perhatian gue. Namun, untuk kasus perampokan kali ini, dia gak gue laporin ke kantor polisi. FYI, gue ini orang yang sangat baik hati, sangat kaya akan perhatian, so gue ngebiarin dia ngerampok berapapun perhatian dari gue yang berhasil gue rampok. Berawal dari dia ngerampok perhatian kita, terus kita suka sama dia, dan pengen tau dia update tweet apa hari ini, mention-mentionan sama siapa, sehingga merubah kita menjadi seorang stalker, ya stalker! Menurut gue, stalker itu? 1) Stalker ini pekerjaan yang membutuhkan tenaga ekstra, karena kalo tenaga kita gak lemah, baru liat dia mentionan sama orang lain aja udah down. 2) Stalker ini pekerjaan yang membakar emosi jiwa dan raga, ya gimana enggak, misalkan lo jadi gue, lo itu udah mentionan dia beberapa kali tapi gak dibales, awalnya lo mungkin berpikiran positif "udahlah, kali dia lagi tidur" atau "mungkin dia lagi sibuk makanya gak bales mention", eh tapi saat lo lagi stalking tweet dia ternyata di waktu lu mention dia, dia enggak tidur ataupun lagi sibuk karena di waktu yg sama dia juga ngebales mention orang lain dan mention lo di lewatin, secara otomatis api di hati lu bakalan idup dan membakar emosi jiwa dan raga lu sampe-sampe meletus keluar dan ngeluarin semburan api yang kenceng diikuti bebatu-bebatuan yang ngebuat lingkungan sekitarnya ikut terbakar. 3) Stalker itu pekerjaan yang ngabisin waktu. Stalker ini enggak kenal waktu, mungkin lo bakal jawab "ya gimana mau kenal, mereka aja belum pernah kenalan", bukan gitu maksut gue, maksut gue, stalker ini tidak memandang waktu kapan mereka harus bekerja (jadi stalkers). Mereka bisa bekerja pagi, siang, sore, tengah malem sekali pun. Tidak seperti PNS yang masuk pukul 7 dan pulang pukul 5. Stalker ini gak punya aturan waktu, dia bisa bekerja kapanpun dia mau seperti yang gue bilang tadi. Mau tidur stalking dulu, mau makan stalking dulu, mau ngetweet stalking dulu, mau apapun stalking dulu, gpp kok gue maklum yg penting minumnya teh botol sosro. (bersambung............) lanjutannya akan datang kalo mood gue lagi baik, byeeee

Selasa, 24 Juli 2012

(Copy Paste) Ketika Tuhan Menciptakan Wanita

Ketika Tuhan menciptakan wanita, Malaikat datang dan bertanya, “Mengapa begitu lama menciptakan Wanita, Tuhan?” Tuhan menjawab, “Sudahkah engkau melihat setiap detail yang saya ciptakan untuk Wanita? Lihatlah dua tangannya mampu menjaga banyak anak pada saat bersamaan, punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan, dan semua itu hanya dengan dua tangan.” Malaikat menjawab dan takjub, “Hanya dengan dua tangan? Tidak mungkin!” Tuhan menjawab, “Tidakkah kau tahu, dia juga mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja 18 jam sehari.” Malaikat mendekat dan mengamati wanita tersebut dan bertanya, “Tuhan, kenapa wanita terlihat begitu lelah dan rapuh seolah-olah terlalu banyak beban baginya?” Tuhan menjawab, “Itu tidak seperti yang kau bayangkan, itu adalah air mata.” “Untuk apa?” tanya Malaikat. Tuhan melanjutkan, “Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan, dan kebanggaan, serta wanita ini mempunyai kekuatan mempesona laki-laki, ini hanya beberapa kemampuan yang dimiliki wanita.” “Dia dapat mengatasi beban lebih dari laki-laki, dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri, dia mampu tersenyum saat hatinya menjerit, mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan.” “Dia berkorban demi orang yang dicintainya, dia mampu berdiri melawan ketidakadilan, dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang, dia girang dan bersorak saat kawannya tertawa bahagia, dia begitu bahagia mendengar suara kelahiran.” “Dia begitu bersedih mendengar berita kesakitan dan kematian, tapi dia mampu mengatasinya. Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.”
“Cintanya tak bersyarat. Hanya ada satu yang kurang dari wanita, dia sering lupa betapa berharganya dia …

(Copy Paste) Kisah Seorang Pemuda yang Hidup Selama 17 tahun dalam Kuburan

Tidak! Dia tidak tinggal di daerah dekat kuburan, tapi ia tinggal di dalam kuburan itu sendiri. Bagaimana kisahnya? Anda mungkin tidak akan mempercayai kisah ini, karena pemuda ini lahir dari keluarga berada. Ayah dan Ibunya orang yang terpandang dan memiliki kekayaan yang berlimpah. Dalam pandangan masyarakat sekitar, kedua orang tua ini adalah orang tua yang sempurna, namun orang hanya bisa menilai apa yang tampak. Orang-orang tidak tahu bahwa kedua orang tua terpandang inilah yang memasukkan anaknya ke dalam kuburan, dan menjalani hidup selama 17 tahun di dalam kuburan! Setiap hari, sang anak makan, minum dan tidur di dalam kuburan, yang penuh kegelapan. Sang Anak juga hanya bisa menjalani apa yang diberikan kedua orang tuanya, tanpa perlawanan. Menjelang ulang tahun pemuda itu yang ke-17, orang tuanya berjanji akan mengabulkan apa pun permintaan si pemuda sebagai hadiah ulang tahunnya. Sang pemuda berpikir, inilah saatnya dia akan mengajukan permintaannya, ia tidak ingin lagi tinggal di kuburan, tapi apakah orang tuanya benar-benar akan mengabulkan permintaannya? Hari itu pun tiba. Sang pemuda berulang tahun yang ke-17. Kedua orang tuanya datang menghampiri dan menanyakan hadiah apa yang ia inginkan. Sang pemuda menjawab, “Ayah, Ibu… saya tidak meminta banyak, saya hanya minta satu hal.” “Apa, Nak? katakanlah, Ayah dan Ibu pasti akan mengabulkan permintaanmu” “Ayah dan Ibu berjanji?” “Tentu, Nak. Ayah dan Ibu berjanji akan memenuhi permintaanmu, selama kami mampu.” “Ayah… Ibu… saya tidak ingin tinggal lagi di kuburan” “Apa? Apa maksud permintaanmu itu, Nak?” “Ayah sudah berjanji akan mengabulkan permintaanku, dan hanya itu permohonanku, Yah.” “Iya, Nak. Ayah sudah berjanji… tapi… tapi… Ayah tidak mengerti, Nak.” “Ayah, sudah 17 tahun saya tinggal di sini, tapi tidak seharipun saya mendengar Ayah atau Ibu membaca Al-Quran. Sedangkan Rasulullah pernah mengatakan bahwa rumah yang tidak pernah dibacakan Al-Quran di dalamnya adalah seperti kuburan. Saya tidak ingin tinggal lagi di kuburan, Yah.”“ ”Ayah dan Ibu sang pemuda terdiam. “Ayah dan Ibu bahkan tidak pernah mengajariku bagaimana membaca Al-Quran. Memang rumah ini mewah, besar dan orang-orang melihatnya sebagai istana. Tapi mereka tidak tahu, bahwa di mata Rasulullah, rumah ini seperti kuburan. Jika Ayah dan Ibu mau menepati janji mengabulkan permintaanku, tolong Yah.. Aku tidak ingin lagi tinggal di kuburan. Ajarilah aku membaca Al-Quran, agar rumah ini bercahaya dengan cahaya Al-Quran. ”Renungan Di manakah kalian selama ini makan, minum, tidur dan menetap? di rumahkah? di kos kah? di kontrakan kah? atau kah di kuburan? karena Rasulullah mengibaratkan rumah yang tidak pernah dibacakan Al-Quran di dalamnya, seperti kuburan.. Jadi, di manakah sebenarnya kalian tinggal saat ini? Jika menurut kalian, artikel ini bermanfaat. Silakan di-share untuk teman Anda, sahabat Anda, keluarga Anda, atau bahkan orang yang tidak Anda kenal sekalipun. Jika mereka tergerak hatinya untuk menghidupkan Al-Quran di tempat tinggalnya setelah membaca artikel yang Anda share, maka semoga Anda juga mendapatkan balasan pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Aamiin Ya rabbal ‘alamiin

(Copy Paste) Mengharukan, Surat Untuk Bunda

Dear Bunda… Bagaimana kabar bunda hari ini? Smoga bunda baik-baik saja…nanda juga di sini baik-baik saja bunda… Allah sayang banget deh sama nanda. Allah juga yang menyuruh nanda menulis surat ini untuk bunda, sebagai bukti cinta nanda sama bunda…. Bunda, ingin sekali nanda menyapa perempuan yang telah merelakan rahimnya untuk nanda diami walaupun hanya sesaat… Bunda, sebenarnya nanda ingin lebih lama nebeng di rahim bunda, ruang yang kata Allah paling kokoh dan paling aman di dunia ini, tapi rupanya bunda tidak menginginkan kehadiran nanda, jadi sebagai anak yang baik, nanda pun rela menukarkan kehidupan nanda demi kebahagiaan bunda. Walaupun dulu, waktu bunda meluruhkan nanda, sakit banget bunda….badan nanda rasanya seperti tercabik-cabik… dan keluar sebagai gumpalan darah yang menjijikan apalagi hati nanda, nyeri, merasa seperti aib yang tidak dihargai dan tidak diinginkan. Tapi nanda tidak kecewa kok bunda… karena dengan begitu, bunda telah mengantarkan nanda untuk bertemu dan dijaga oleh Allah bahkan nanda dirawat dengan penuh kasih sayang di dalam syurga Nya. Bunda, nanda mau cerita, dulu nanda pernah menangis dan bertanya kepada Allah, mengapa bunda meluruhkan nanda saat nanda masih berupa wujud yang belum sempurna dan membiarkan nanda sendirian di sini? Apa bunda tidak sayang sama nanda? Bunda tidak ingin mencium nanda? Atau jangan-jangan karena nanti nanda rewel dan suka mengompol sembarangan? Lalu Allah bilang, bunda kamu malu sayang… kenapa bunda malu? karena dia takut kamu dilahirkan sebagai anak haram… anak haram itu apa ya Allah? Anak haram itu anak yang dilahirkan tanpa ayah… Nanda bingung dan bertanya lagi sama Allah, ya Allah, bukannya setiap anak itu pasti punya ayah dan ibu? Kecuali nabi Adam dan Isa? Allah yang Maha Tahu menjawab bahwa bunda dan ayah memproses nanda bukan dalam ikatan pernikahan yang syah dan Allah Ridhoi. Nanda semakin bingung dan akhirnya nanda putuskan untuk diam. Bunda, nanda malu terus-terusan nanya sama Allah, walaupun Dia selalu menjawab semua pertanyaan nanda tapi nanda mau nanyanya sama bunda aja, pernikahan itu apa sih? Kenapa bunda tidak menikah saja dengan ayah? Kenapa bunda membuat nanda jadi anak haram dan mengapa bunda mengusir nanda dari rahim bunda dan tidak memberi kesempatan nanda hidup di dunia dan berbakti kepada bunda? Hehe,,,maaf ya bunda, nanda bawel banget… nanti saja, nanda tanyakan bunda kalau kita ketemu Oh ya Bunda, suatu hari malaikat pernah mengajak jalan-jalan nanda ke tempat yang katanya bernama neraka. Tempat itu sangat menyeramkan dan sangat jauh berbeda dengan tempat tinggal nanda di syurga. Di situ banyak orang yang dibakar pake api lho bunda…minumnya juga pake nanah dan makannya buah-buahan aneh, banyak durinya…yang paling parah, ada perempuan yang ditusuk dan dibakar kaya sate gitu, serem banget deh bunda. Lagi ngeri-ngerinya, tiba-tiba malaikat bilang sama nanda, Nak, kalau bunda dan ayahmu tidak bertaubat kelak di situlah tempatnya…di situlah orang yang berzina akan tinggal dan disiksa selamanya. Seketika itu nanda menangis dan berteriak-teriak memohon agar bunda dan ayah jangan dimasukkan ke situ…. nanda sayang bunda… nanda kangen dan ingin bertemu bunda… nanda ingin merasakan lembutnya belaian tangan bunda dan nanda ingin kita tinggal bersama di syurga… nanda takut, bunda dan ayah kesakitan seperti orang-orang itu… Lalu, dengan lembut malaikat berkata… nak,kata Allah kalau kamu sayang, mau bertemu dan ingin ayah bundamu tinggal di syurga bersamamu, tulislah surat untuk mereka… sampaikan berita baik bahwa kamu tinggal di syurga dan ingin mereka ikut, ajaklah mereka bertaubat dan sampaikan juga kabar buruk, bahwa jika mereka tidak bertaubat mereka akan disiksa di neraka seperti orang-orang itu. Saat mendengar itu, segera saja nanda menulis surat ini untuk bunda, menurut nanda Allah itu baik banget bunda…. Allah akan memaafkan semua kesalahan makhluk Nya asal mereka mau bertaubat nasuha… bunda taubat ya? Ajak ayah juga, nanti biar kita bisa kumpul bareng di sini… nanti nanda jemput bunda dan ayah di padang Mahsyar deh… nanda janji mau bawain minuman dan payung buat ayah dan bunda, soalnya kata Allah di sana panas banget bunda… antriannya juga panjang, semua orang sejak jaman nabi Adam kumpul disitu… tapi bunda jangan khawatir, Allah janji, walaupun rame kalo bunda dan ayah benar-benar bertaubat dan jadi orang yang baik, pasti nanda bisa ketemu kalian. Bunda, kasih kesempatan buat nanda ya…. biar nanda bisa merasakan nikmatnya bertemu dan berbakti kepada orang tua, nanda juga mohon banget sama bunda…jangan sampai adik-adik nanda mengalami nasib yang sama dengan nanda, biarlah nanda saja yang merasakan sakitnya ketersia-siaan itu. Tolong ya bunda, kasih adik-adik kesempatan untuk hidup di dunia menemani dan merawat bunda saat bunda tua kelak. Sudah dulu ya bunda… nanda mau main-main dulu di syurga…. nanda tunggu kedatangan ayah dan bunda di sini… nanda sayang banget sama bunda….muach! Salam Ananda

Sabtu, 14 Juli 2012

Akan sangat rindu masa ini :')

Malam ini sudah larut bagi keluarga kami, mengingat orang tua kami selalu mengajarkan kami sejak dini untuk segera memejamkan mata dan melepaskan semua kepenatan ini ketika waktu menunjukkan pukuul 9 malam. Namun aku masih sulit memejamkan mata ini, aku sudah mulai terbiasa tidur larut malam, saat waktu cinderella harus segera kembali ke rumahnya. Aku masih terpaku memandangi layar kaca datar dengan berbagai macam celotehan orang-orang di jejaring sosial, hampir setiap hari aku melakukan ini, namun aku tidak pernah merasa bosan. Hening sekali malam ini, hanya terdengar suara-suara dari keyboard yang aku tekan dengan jari-jemariku menuliskan celotehan-celotehan yang menghiburku dari sepinya malam ini. Aku melihat wajah-wajah adikku dengan polosnya tertidur sangat lelap, seharian mengeluarkan banyak sekali tenaga dan menguras otaknya demi masa depannya yang lebih cerah. Aku pandangi wajah mereka satu-persatu, lucu sekali wajah mereka ketika tertidur, membuat perasaan sayang ini muncul begitu besar kepada mereka. Tidak mengingat bahwa kami selalu bertengkar hampir setiap harinya, seringkali keluar kata-kata kasar yang begitu membenci, namun malam ini semua hal itu seolah telah lenyap dari ingatan, yang tertinggal hanyal perasaan sayang yang begitu mendalam kepada mereka. Aku mulai berpikir apakah ini perasaan seorang ibu? Namun aku yakin, rasa sayang ibu kepada kami jauh melebihi apa yang aku rasakan saat ini. Saat kami dewasa nanti, saat kami sudah mulai memiliki keluarga masing-masing dan memutuskan untuk tinggal bersama dengan keluarga baru kami, aku akan sangat merindukan saat-saat dimana kami bertengkar, saat kami mulai saling membantu dan tertawa bersama, saat kami mulai menyayangi. Aku mulai membayangkan saat adik-adikku sudah mulai dewasa kelak, memulai mengerti arti kehidupan yang sebenarnya, mulai menjalani hidup dengan cara mereka masing-masing, tidak ada lagi sifat kekanak-kanakannya, aku akan sangat merindukan masa-masa ini :')

Senin, 25 Juni 2012

Bukan Kebetulan

Malam sudah sangat larut bagi mereka yang memang tidak biasa tidur terlalu malam, namun lain halnya dengan orang-orang yang justru melakukan aktivitas di malam hari, jangan berfikir negatif karena yang aku maksud disini adalah para insomers, orang-orang yang memiliki penyakit sulit tidur malam hari. Malam ini seperti biasanya aku selalu bertapa di sini, di kamar yang menjadi saksi bisu akan apa yang selama ini aku lakukan, aku keluhkan dan semua hal mengenai diriku yang jarang aku ceritakan kepada orang lain. Beberapa lagu lembut yang keluar dari handphoneku cukup untuk menemaniku menikmati sunyinya dalam dalam hangatnya pelukan penuh kenikmatan. Lagu yang sedang diputar saat ini sesaat mengingatkanku akan seseorang yang juga suka mendengarkan lagu ini. Lagu tiba-tiba terhenti begitu saja, padahal aku sangat tahu bahwa lagu ini belum semestinya untuk berakhir dan berganti dengan lagu lainnya. Aku sudah terbiasa dengan hal seperti ini, aku tahu bahwa ada sebuah pesan dari fans yang begitu sangat menggilaiku diluaran sana, namun hentian ini begitu lama tidak seperti pesan-pesan yang biasa aku terima sebelumnya. AKu berpikir bahwa ada banyak fansku diluaran sana yang secara serentak mengirimkan pesan kepadaku sebagai perwujudan cinta mereka kepadaku. Ku tepis pikiran itu secepatnya dan mulai melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi. Ada sebuah panggilan masuk, tanpa melihat dengan jelas siapakah seseorang yang beruntung malam ini yang dapat berbicara denganku di telepon, pasti hidupnya akan terasa penuh warna setelah ini. Terdengar suara dari si penelepon namun sayup-sayup, aku mulai membuka omongan yang semua orang ucapkan saat menerima telepon, "Hallo". Memang sebuah kata yang sangat sederhana, namun berasal dari kata inilah semuanya akan menjadi obrolan yang panjang dan menimbulkan kesan-kesan tertentu dari kedua pihak. Dia mulai menjawab dan kali ini suaranya jelas. Aku mulai melihat kembali ke dalam memori otakku, mencari tanda-tanda yang berhubungan dengan suara ini dan dapat menyimpulkan siapakah penelepon yang beruntung ini. Suaranya tidak asing, suara indah yang membuat kalbu menjadi tenteram. Aku mendapatkan bukti-bukti kuat yang menegaskan bahwa penelepon yang beruntung ini adalah orang yang mengingatkanku akan lagu yang saat ini berhenti berputar. Aku melihat layar handphone yang penuh dengan goresan-goresan luka, aku bisa merasakan betapa pedihnya goresan-goresan itu, karena aku sendiripun memiliki luka goresan itu pada hatiku. Aku mulai membaca nama yang muncul pada layar, mulai memastikan bahwa penelepon yang beruntung malam ini sesuai dengan apa yang aku prediksikan. Ternyata benar, penelepon beruntung ini adalah dia. Aku mulai merasa aneh pada tingkahku kali ini, orang-orang biasa menyebutnya dengan gejala salting atau salah tingkah. Gejala ini sering menimpa sebagian besar orang dan malam ini aku terserang gejala itu. Belum hilang gejala saltingku ini, telepon dimatikan dari pihak si penelepon. Aku melakukan panggilan ulang namun tidak ada jawaban, aku mulai mengulangi hal yang sama namun tetap tidak ada jawaban. Aku tidak ingin menyebut ini sebagai suatu hal yang terjadi tidak disengaja atau kebetulan. Aku lebih suka jika kejadian ini disebut bahwa saat aku memikirkan dirinya saat itu pula dia memikirkanku.
Hati kami berasal dari dua keping cinta yang masing-masing kepingnya menjadi hati kami dan memang seharusnya untuk dipersatukan kembali menjadi cinta yang utuh.
Ini bukan kebetulan!

Ini Hari Indah! Sangat Indah!

Cuaca saat itu masih gelap. Ayam-ayam pun masih menikmati hangatnya bulu-bulu yang tumbuh indah membalut tubuhnya. Ada suara dari luar tempat persembunyianku yang ku dengar meneriakkan namaku berulang kali, makin lama suara itu makin terdengar jelas. Rupanya seorang wanita yang usianya sudah tidak lagi muda namun tetap terlihat begitu cantik yang berusaha membangunkanku karena dia tahu, ada hari-hari indah yang menungguku untuk segera aku lalui. Aku mulai bergegas menghampirinya agar ia menghentikan teriakkannya yang mulai mengganggu itu. Dengan rasa kantuk yang masih saja menjadi benalu dalam diriku, aku mulai menyiramkan air yang dinginnya seperti air es yang membuat orang-orang meninggal beku pada film Titanic. Sesajen-sesajen yang diperlukan untuk mengawali hari indah ini pun sudah dipersiapkan. Memulai langkah pertamaku menyusuri jalan-jalan yang hampir setiap hari aku lewati, namun tidak pernah ada bosan walau untuk kesekian kalinya bertemu dengan jalan itu, dengan orang-orang yang tiap hari aku temui saat melewati jalan itu, aku senang berada disini, di tempat aku lahir dan di besarkan bersama orang-orang yang mencintaiku dan aku cintai. Langkah demi langkah akhirnya membawaku ke sebuah tempat aku menunggu 'seseorang' yang sangat setia mengantarku untuk melewati hari indah ini. Dia si hijau besar dengan banyak kursi di dalamnya, Bus Rapid Transit (BRT). Dia pun tiba setelah beberapa waktu aku menunggu, aku segera naik dan duduk di tempat yang sudah menjadi favoritku. Setelah melakukan transaksi dengan salah satu petugas di sana, aku mulai mengambil headset di tasku, mendengarkan beberapa lagu di handphoneku yang ampuh menghilangkan jenuh saat tidak ada orang yang dikenal untuk diajak bersenda gurau. Hembusan demi hembusan angin yang berasal dari AC tepat di atas kepalaku, secara ajaib menghipnotisku menjadi mengantuk, lebih mengantuk lagi dan ...... tidur! Sama halnya yang dilakukan Uya Kuya. Aku tidak lagi memperdulikan orang di sekitarku, rasa kantuk ini mengalahkan rasa peduliku, aku memejamkan mataku dan hanya beberapa saat aku sudah tertidur. Aku tiba di kampusku, sebuah tempat yang akan selalu aku datangi hingga aku menjadi seorang sarjana. Berjalan bergegas menuju D31, tempat dilaksanakannya ujian Kewarganeraan yang semalam aku telantarkan begitu saja catatannya. Kelas masih terlihat sepi, aku segera menuju tempat yang cukup strategis untuk melancarkan aksi yang sangat tidak patut ditiru. Aku duduk, mulai membuka cerita-cerita yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan materi yang akan diujikan sebentar lagi. Pengawas datang, aku tetap terlihat santai walau sebenarnya aku tidak memiliki senjata apapun untuk melawan soal-soal yang siap membuat rusuh isi kepalaku. Mulai membaca soal demi soal, tidak ada satupun dari soalnya itu yang aku ketahui sedikitpun, "mampus dah gw!" teriakku dalam hati. Muali memutar-mutar kepala melihat sekeliling, mencari senjata untuk melawan soal di depanku. Ternyata sulit. Pengawas kali ini ternyata lebih menyebalkan dari jeng Kelin. Dia selalu saja berjalan kesana kemari seperti orang yang sedang memiliki bisul di pantatnya, jarang sekali dia duduk. Ujian selesai, yang sudah dipastikan tidak akan akan mendapat nilai hingga 70, miris sekali. Hari ini hanya ada 1 ujian, dan itu berarti aku bisa segera melepaskan diri dari jeratan-jeratan yang mulai membuat diriku lelah, namun aku tahu bahwa ini adalah hari indah, hari yang sangat indah, ku hapus semua anggapan-anggapan burukku mengenai hal-hal yang dapat membuat hari ini menjadi tidak indah. Alarm ilmiah ternyata sudah berbunyi padahal ini baru sekitar jam 10.00, aku ingat bahwa tadi pagi aku melewatkan satu sesajen sebelum mengawali hari indah ini, sarapan. Aku pergi ke tempat yang biasa kami datangi untuk menghentikan alarm ilmiah ini yang terus saja berdering, tentu saja bersama teman-teman yang juga sudah terbiasa ke tempat ini. Kami mulai menikmati makanan yang kami pesan sambil terus membincangkan hal-hal yang tidak pernah habis untuk diceritakan. Aku kembali menunggu si hijau besar yang setia itu, mengantarkanku pulang menuju tempat yang selalu aku rindukan. Semua berlalu seperti biasa di sini hingga aku diturunkan di tempat yang sama dengan tempat aku menunggunya datang tadi pagi. Aku mulai menyusuri jalan demi jalan, melewati jalan yang berbeda dengan jalan yang aku lewati saat berangkat tadi. Setiap pulang, aku memang lebih suka berjalan melewati jalan ini, entah mengapa. Aku mencoba untuk tidak menghiraukan panasnya matahari, aku setting mindset ku untuk berpikir bahwa cuaca nya sejuk, rasakanlah angin berhembus menambah sejuknya suasana siang ini, walau sebenarnya teriknya matahari sedang membakar kulitku. Aku selalu melakukan ini setiap harinya, karena aku ingin setiap hari-hari ku menjadi hari yang indah, sangat indah!

Pengikut