Menu

Senin, 25 Juni 2012

Bukan Kebetulan

Malam sudah sangat larut bagi mereka yang memang tidak biasa tidur terlalu malam, namun lain halnya dengan orang-orang yang justru melakukan aktivitas di malam hari, jangan berfikir negatif karena yang aku maksud disini adalah para insomers, orang-orang yang memiliki penyakit sulit tidur malam hari. Malam ini seperti biasanya aku selalu bertapa di sini, di kamar yang menjadi saksi bisu akan apa yang selama ini aku lakukan, aku keluhkan dan semua hal mengenai diriku yang jarang aku ceritakan kepada orang lain. Beberapa lagu lembut yang keluar dari handphoneku cukup untuk menemaniku menikmati sunyinya dalam dalam hangatnya pelukan penuh kenikmatan. Lagu yang sedang diputar saat ini sesaat mengingatkanku akan seseorang yang juga suka mendengarkan lagu ini. Lagu tiba-tiba terhenti begitu saja, padahal aku sangat tahu bahwa lagu ini belum semestinya untuk berakhir dan berganti dengan lagu lainnya. Aku sudah terbiasa dengan hal seperti ini, aku tahu bahwa ada sebuah pesan dari fans yang begitu sangat menggilaiku diluaran sana, namun hentian ini begitu lama tidak seperti pesan-pesan yang biasa aku terima sebelumnya. AKu berpikir bahwa ada banyak fansku diluaran sana yang secara serentak mengirimkan pesan kepadaku sebagai perwujudan cinta mereka kepadaku. Ku tepis pikiran itu secepatnya dan mulai melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi. Ada sebuah panggilan masuk, tanpa melihat dengan jelas siapakah seseorang yang beruntung malam ini yang dapat berbicara denganku di telepon, pasti hidupnya akan terasa penuh warna setelah ini. Terdengar suara dari si penelepon namun sayup-sayup, aku mulai membuka omongan yang semua orang ucapkan saat menerima telepon, "Hallo". Memang sebuah kata yang sangat sederhana, namun berasal dari kata inilah semuanya akan menjadi obrolan yang panjang dan menimbulkan kesan-kesan tertentu dari kedua pihak. Dia mulai menjawab dan kali ini suaranya jelas. Aku mulai melihat kembali ke dalam memori otakku, mencari tanda-tanda yang berhubungan dengan suara ini dan dapat menyimpulkan siapakah penelepon yang beruntung ini. Suaranya tidak asing, suara indah yang membuat kalbu menjadi tenteram. Aku mendapatkan bukti-bukti kuat yang menegaskan bahwa penelepon yang beruntung ini adalah orang yang mengingatkanku akan lagu yang saat ini berhenti berputar. Aku melihat layar handphone yang penuh dengan goresan-goresan luka, aku bisa merasakan betapa pedihnya goresan-goresan itu, karena aku sendiripun memiliki luka goresan itu pada hatiku. Aku mulai membaca nama yang muncul pada layar, mulai memastikan bahwa penelepon yang beruntung malam ini sesuai dengan apa yang aku prediksikan. Ternyata benar, penelepon beruntung ini adalah dia. Aku mulai merasa aneh pada tingkahku kali ini, orang-orang biasa menyebutnya dengan gejala salting atau salah tingkah. Gejala ini sering menimpa sebagian besar orang dan malam ini aku terserang gejala itu. Belum hilang gejala saltingku ini, telepon dimatikan dari pihak si penelepon. Aku melakukan panggilan ulang namun tidak ada jawaban, aku mulai mengulangi hal yang sama namun tetap tidak ada jawaban. Aku tidak ingin menyebut ini sebagai suatu hal yang terjadi tidak disengaja atau kebetulan. Aku lebih suka jika kejadian ini disebut bahwa saat aku memikirkan dirinya saat itu pula dia memikirkanku.
Hati kami berasal dari dua keping cinta yang masing-masing kepingnya menjadi hati kami dan memang seharusnya untuk dipersatukan kembali menjadi cinta yang utuh.
Ini bukan kebetulan!

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut